Halaman
9999
9999
99
Kepahlawanan
Pada Pelajaran 7 ini kamu akan mempelajari serta menguasai
beberapa kemampuan berbahasa berikut ini.
1. Kemampuan mendengarkan sambutan. Diawali dengan penyajian
teks sambutan yang harus kamu dengar dengan baik. Setelah
itu, kamu diharapkan mampu menjawab pertanyaan isi sambutan
yang didengar tadi dengan benar.
2. Kemampuan menulis karangan eksposisi. Pembahasan singkat
tentang ekposisi mengawali dalam pembelajaran. Berdasarkan
penjelasan dan contoh tersebut, kamu diharapkan dapat menulis
ekposisi dengan tepat.
3. Kemampuan membaca resensi novel. Dalam pembelajaran ini
kamu harus membaca resensi yang tersedia. Setelah itu, kamu
diharapkan dapat menjawab pertanyaan isi resensi tersebut
dengan benar.
Pelajaran
Pelajaran
7
7
100100
100100
100
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
A
Mendengarkan Sambutan
1. Mencatat Pokok-Pokok dalam Sambutan
Sambutan atau pidato sering kita dengar saat diselenggarakan suatu
acara atau peringatan hari besar. Sambutan biasanya disampaikan oleh
orang yang memiliki jabatan yang berhubungan dengan acara tersebut.
Misalnya di sekolah yang sering menyampaikan sambutan pada acara
sekolah yaitu kepala sekolah, upacara hari besar nasional di kecamatan
disampaikan oleh camat atau pejabat lainnya.
Isi sambutan dihubungkan dengan peristiwa yang diperingati atau
sedang berlangsung tanpa memperhatikan apakah pendengar sudah
paham atau belum. Sambutan bersifat mengingatkan, memotivasi,
menauladani peristiwa yang sedang diperingati.
Perhatikan sambutan berikut ini.
Peringatan Hari Pahlawan
Assalamualaikum wr. wb.
Bapak Danramil, Bapak Dansek, Bapak Kepala Dinas Pendidikan,
Kepala Puskesmas, para kepala sekolah, para tokoh Kecamatan Selaawi
beserta ibu, serta para hadirin yang kami muliakan.
Syukur alhamdulillah kami ucapkan, bahwa berkat segala
limpahan rahmat, taufik, hidayat, dan inayah-Nya kita dapat
menghadiri acara yang bernilai sejarah ini, yaitu peringatan Hari
Pahlawan 10 November 2004. Mudah-mudahan melalui acara ini dapat
meningkatkan jiwa herois/kepahlawanan dan patriotis kita bersama
dalam menghadapi berbagai macam tantangan.
Dalam peringatan Hari Pahlawan ini, kita mengenang kembali
semangat juang pendahulu-pendahulu kita yang mempertahankan
kemerdekaan yang kita nikmati sekarang. Pengorbanan mereka tak
terhitung besarnya.
Seandainya saat itu kita telah memiliki peralatan elektronika
modern seperti sekarang, kita dapat melihat bagaimana suasana dan
kegigihan para pejuang pada pertempuran tanggal 10 November 1945
di Surabaya. Dengan perlengkapan senjata yang tidak memadai dan
pekikan ”Allahu Akbar” para pejuang kita melawan penjajah. Pemuda-
pemuda kita maju ke depan, tidak gentar menghadapi tank, bomber,
meriam, dan persenjataan modern lainnya. Semboyan mereka adalah
”Merdeka atau Mati”!
Segenap hadirin yang berbahagia,
Tentara Inggris saat itu bernafsu untuk menguasai Indonesia
kembali di kota-kota besar yang mempunyai kota pelabuhan, seperti
Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan yang
lain. Lalu terjadilah pertempuran-pertempuran sengit antara tentara
Inggris - Belanda melawan pasukan dan laskar Indonesia. Di saat pihak
penjajah dalam posisi kurang menguntungkan, maka Panglima Tentara
Sekutu di Jawa Timur, Jendral E.C. Manserg mengeluarkan ultimatum
101101
101101
101
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
kepada seluruh pejuang Indonesia di Surabaya, sebagai penghinaan
terhadap suatu bangsa yang sudah pernah menyatakan kemerdekaannya.
Di antara isi ultimatum itu memerintahkan:
1. Seluruh pimpinan perlawanan Indonesia, pemimpin Gerakan
Pemuda, Kepala Polisi, dan Kepala Radio Surabaya harus
melaporkan diri di Bataviaweg pada tanggal 9 November pukul
18.00.
2. Mereka harus datang satu persatu dengan membawa senjata apa
saja yang mereka miliki, agar ditempatkan di suatu tempat 100 yard
dari tempat pertemuan.
3. Orang-orang Indonesia harus datang dengan mengangkat tangan
di atas kepala, kemudian menandatangani suatu perjanjian yang
menyatakan mereka menyerah tanpa syarat.
4. Semua senjata bangsa Indonesia harus diserahkan paling lambat
pada hari Sabtu 10 November 1945 jam 06.00 pagi.
Ultimatum itu dijawab oleh pasukan rakyat dengan tekad bulat
untuk menghadapi setiap kejadian. Bung Tomo pada waktu itu
menyerukan, ”Selama banteng-banteng Indonesia masih berdarah
merah, yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah, selama
itu pula kita tidak akan membawa bendera putih untuk menyerah
kepada siapapun.”
Bapak, ibu, dan segenap hadirin ....
Maka pada tanggal 10 November itu, barisan perlawanan yang
terdiri dari arek-arek Surabaya menyerukan kepada para pemuda yang
masih tinggal di rumah, yang masih enak tidur dan makan, untuk
bangkit semua dan berangkat ke Surabaya! Tahukah bahwa Inggris -
Belanda dan semua kaki tangannya harus meninggalkan Surabaya atau
hancur musnah seluruhnya pada minggu ini.
Namun apa yang terjadi? Ternyata 10 November 1945 itu pasukan
Sekutu (Inggris) menghujani kota Surabaya dengan serangan bertubi-
tubi dari tiga jurusan, laut, darat, dan udara. Letusan meriam, ledakan
bom, suara mitraliyur bergemuruh di angkasa sangat menggetarkan
bumi Surabaya. Akhirnya sekalipun banyak korban berguguran di
pihak Indonesia, tidak sedikit jumlah tentara Inggris dan Belanda
hancur. Begitulah berkat semangat juang para pahlawan arek-arek
Surabaya pada saat itu, demi mempertahankan kemerdekaan bangsa
dan negara.
Tidak sedikit jumlah pahlawan kusuma bangsa yang berjuang sejak
zaman perjuangan melawan penjajahan yang tercatat dalam sejarah.
Terkenallah nama-nama Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak
Dien, Cut Meutia, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Hasannudin, Untung
Surapati, Pangeran Antasari, Kapitan Pattimura, Pangeran Diponegoro.
Mereka adalah pahlawan perjuangan kemerdekaan. Disusul pula para
Pahlawan Pergerakan Nasional, seperti: Ki Hajar Dewantoro, H.
Samanhudi, HOS. Tjokroaminoto, Dr. Sutomo, K.H. Ahmad Dahlan,
K.H. Zaenal Arifin, RA. Kartini, Dr.Tjipto Mangun Kusumo, K.H. Mas
Mansur, K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahid Hasyim, dan yang lainnya.
Masih banyak nama-nama pahlawan yang tak dapat kami sebutkan
102102
102102
102
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
1
satu-satu, baik sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan, Pahlawan
Kemerdekaan Nasional, Pahlawan Pergerakan Nasional, Pahlawan
Pembela Kemerdekaan, Pahlawan Revolusi, maupun Pahlawan
Nasional.
Kita doakan semoga arwah mereka diterima di sisi-Nya sebagai
pahlawan dan syuhada. Sekalipun mereka telah gugur, hakikatnya
masih hidup di sisi-Nya. Namanya menjadi kenangan kita sepanjang
masa, bahkan mereka tetap mendapat rizki di sisi Allah.
Mengingat peristiwa yang bersejarah itu, yang mengandung
semangat kepahlawanan, maka kemudian pemerintah Indonesia
menetapkan tanggal 10 November itu menjadi ”HARI PAHLAWAN”,
salah satu dari Hari Peringatan Nasional yang diperingati setiap tahun.
Sebagai penghargaan dan penghormatan dari Pemerintah, maka hampir
di setiap kota-kota besar dibangun dan disediakan Taman Makam
Pahlawan. Di sana tempat dimakamkannya sebagian pahlawan-
pahlawan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan atau kriteria tertentu.
Demikian sekelumit yang dapat kami sampaikan dalam
memperingati Hari Pahlawan kali ini. Sekali lagi mudah-mudahan
arwah setiap pahlawan akan mendapatkan rida Illahi, sesuai dengan
kedudukan dan niat mereka masing-masing.
Wassalamualaikum wr. wb.
1. Mengapa 10 November ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari
pahlawan?
2. Ultimatum apa yang diterima pejuang Indonesia di Surabaya?
3. Apa yang menjadi kamulan para Pejuang Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaannya?
4. Apa yang dimaksud dengan Pejuang Kemerdekaan, Pejuang
Pembela Kemerdekaan, Pejuang Pergerakan Nasional,
Pahlawan Revolusi, Pahlawan Nasional?
5. Siapa tokoh pejuang pada 10 November di Surabaya itu?
6. Apa yang menjadi alasan pemerintah menetapkan hari
Pahlawan dikaitkan dengan peristiwa di Surabaya?
7. Apa yang dimaksud pejuang pada teks sambutan tersebut?
2. Kalimat Efektif
Anda pernah membandingkan pemakaian kalimat yang biasa kamu
gunakan dengan kalimat pada media massa atau kalimat seorang ahli?
Mengapa ada kalimat yang mudah dipahami dan ada pula kalimat
yang sukar untuk dipahami?
Perhatikan kalimat berikut ini!
1. a. Saya disuruh menghadap bapak guru di kantor.
b. Saya diminta agar supaya menghadap bapak guru di kantor.
2. a. Kepada para siswa yang belum membayar uang praktik diharap
mendaftarkan diri pada sekretariat.
103103
103103
103
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
2
b. Diharap para siswa yang belum membayar uang praktik
mendaftarkan diri pada sekretariat.
3. a. Kepada para penumpang harap bayar dengan uang pas.
b. Harap para penumpang membayar dengan uang pas.
Kalimat 1 (b), 2 (a), dan 3 (a) terasa kurang enak didengar,
penuturannya berbelit-belit untuk sampai pada sasaran. Sedangkan
kalimat 1(a), 2(b), dan 3(b) terasa lebih mudah dipahami karena kalimat
tersebut langsung mengenai pada maksud penutur dan hemat
penggunaan kata. Kalimat yang demikian dikatakan kalimat efektif.
Sedangkan kalimat yang berbelit-belit sehingga sulit dipahami disebut
kalimat tidak efektif.
Selain kalimat-kalimat efektif dan kalimat tidak efektif, kita juga
sering membaca atau mendengar kalimat yang lengkap dan yang tidak
lengkap.
Perhatikan contoh berikut ini!
1. Tidak datang.
Sedang makan.
Sangat mahal!
Agak terlambat!
2.
Kelakuannya
/sungguh tidak
pantas
Ibu-ibu/
sedang
berbelanja
/di swalayan.
Pedagang/menjajakan
/dagangannya.
Barang/
itu
mahal.
Contoh kalimat nomor (1) hanya memiliki satu unsur inti yang
merupakan penggalan dari kalimat yang lebih luas. Kalimat seperti itu
dinamakan kalimat
minor
atau
pragmentalis
. Kalimat tersebut
merupakan jawaban dari suatu pertanyaan atau kalimat elips.
Sedangkan kalimat nomor (2) memiliki dua unsur inti (bergaris
miring) sebagai pembentuknya; sedang masing-masing unsur
mempunyai kemungkinan untuk diperluas tanpa merusak konstruksi
semula. Kalimat seperti itu dinamakan kalimat
mayor
atau kalimat
lengkap.
1. Tuliskan pokok-pokok yang terdapat pada teks sambutan
dengan menggunakan kalimat yang lengkap!
2. Ubahlah kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif!
a. Para hadirin sekalian rupanya uraian dari saya dicukupkan
sekian saja dulu.
b. Untuk selanjutnya waktu dan tempat kami persilakan
kepada Bapak Camat.
3. Tuliskan tiga kalimat lain yang tidak efektif yang sering
terdengar dalam sebuah sambutan!
104104
104104
104
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
3
4. Ubah kalimat tidak efektif tersebut agar menjadi kalimat yang
efektif!
5. Ubahlah kalimat tidak lengkap berikut ini agar menjadi kalimat
lengkap!
a. Kemarin sore.
b. Baru saja!
c. Mahal!
d. Sudah tidur!
e. Mau pergi!
3. Menyampaikan Ringkasan
Ringkasan hendaknya dibedakan dengan istilah lain yang
pengertiannya kadangkala tumpang tindih, yaitu ikhtisar. Perbedaan
kedua istilah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tuliskan ringkasan teks sambutan yang berjudul ”Peringatan
Hari Pahlawan”!
2. Sampaikan ringkasan tersebut secara lisan di depan kelas!
3. Siswa yang lain mendengarkan serta menganalisis kesesuaian
ringkasan dengan teks asli serta pelafalan dalam penyampaian!
Ringkasan
• Tidak perlu
mempertahankan urutan
karangan asli.
• Tidak perlu memberikan isi
dari seluruh karangan asli
secara proporsional.
• Inti atau pokok
permasalahan dan
problematik pemecahannya
dapat dikemukakan
langsung dengan diperjelas
dengan ilustrasi atau isi
beberapa bagian atau bab.
• Bagian atau bab yang
kurang penting dapat
diabaikan.
• Tetap mempertahankan
urutan isi dan sudut
pandang pengarang asli.
• Tetap mempertahankan
perbandingan bagian atau
bab dari karangan asli secara
proporsional.
Ikhtisar
105105
105105
105
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
B
Menulis Karangan Eksposisi
1. Menulis Paragraf Ekspositori
Ekspositori yang sering juga disebut teknik analitis, yaitu pelukisan
tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau
penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh
pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan
begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin
berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.
Bahkan sering dijumpai dalam suatu karya fiksi, sebelum kita akrab
berkenalan dengan tokoh cerita itu, informasi kedirian tokoh tersebut
justru telah lebih dahulu kita terima secara lengkap. Hal semacam itu
biasanya terdapat pada tahap perkenalan. Pengarang tidak hanya
memperkenalkan latar dan suasana dalam rangka ”menyituasikan”
pembaca, melainkan juga data-data kedirian tokoh cerita.
Perhatikan contoh paragraf berikut ini!
Bapaknya yang masih duduk senang di atas kursi rotan itu jadi
menteri kabupaten di kantor patih Sumedang. Ia sudah lebih dari
separuh baya — sudah masuk bilangan orang tua, tua umur— tetapi
badannya masih muda rupanya. Bahkan hatinya pun sekali-kali
belum boleh dikatakan ”tua” lagi, jauh dari itu. Barang di mana
ada keramaian di Sumedang atau di desa-desa yang tiada jauh benar
dari kota itu, hampir selalu ia kelihatan. Istimewa dalam adat kawin,
yang diramaikan dengan permainan seperti tari-menari, tayuban,
dan lain-lain, seakan-akan dialah yang menjadi tontonan! Sampai
pagi mau ngibing, dengan tiada berhenti-hentinya. Hampir di
dalam segala perkara ia hendak di atas dan terkemuka ... rupanya
dan cakapnya. Memang ia pantang kerendahan, perkataannya
pantang dipatahkan. Meskipun ia hanya berpangkat menteri
kabupaten dan ”semah” pula di negeri Sumedang, tetapi hidupnya
tak dapat dikatakan berkekurangan. Rumahnya bagus, lebih
daripada sederhana; perabotnya cukup, lebih banyak, lebih pantas
daripada perkakas rumah amtenar yang sederajat dengan dia,
bahkan ....
Katak Hendak Jadi Lembu,
1978:12-13
Teknik pelukisan tokoh seperti di atas bersifat sederhana dan
cenderung ekonomis. Hal inilah yang merupakan kelebihan teknik
analitis tersebut. Pengarang dengan cepat dan singkat dapat
mendeskripsikan kedirian tokoh ceritanya.
106106
106106
106
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
Khazanah Bahasa
4
1. Buatlah satu paragraf yang bertema kepahlawanan dengan
menggunakan teknik ekspositori!
2. Gunakan kalimat yang bervariasi serta EYD dan diksi yang
tepat!
3. Tukarkan hasil pekerjaan kamu dengan teman kemudian saling
menganalisis dari unsur:
a. kesesuaian bentuk karangan;
b. penggunaan EYD;
c. kebervariasian penggunaan kalimat; dan
d. pilihan kata (diksi)
4. Bacakan karangan teman tersebut di depan kelas berikut hasil
analisisnya!
Variasi kalimat
adalah penganekaragaman pemakaian kalimat
untuk menghindari kejenuhan pembaca. Misalnya, variasi sinonim
kata, variasi panjang pendeknya kalimat, variasi penggunaan
bentuk
me-
dan
di-
dan variasi posisi unsur kalimat.
Pilihan kata
adalah cara pemilihan penggunaan bahasa dengan
penyesuaian terhadap masalah yang akan disampaikan, jenis
tulisan, juga sasaran pembaca.
2. Menulis Kalimat Topik
Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas
perangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat
untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para
pembaca. Agar pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh
pembaca, maka paragraf harus tersusun logis-sistematis. Alat bantu
untuk menciptakan susunan logis sistematis itu ialah unsur-unsur
paragraf seperti: (1) transisi, (2) kalimat topik, (3) kalimat pengembang,
dan (4) kalimat penegas. Keempat unsur paragraf tersebut kadang-
kadang bersama-sama, kadang-kadang hanya sebagian tampil dalam
suatu paragraf.
Perhatikan contoh paragraf berikut ini!
Contoh 1
(1) Sebaliknya, di rumah, (2) Pak Ali sering marah-marah. (3)
Sarapan pagi terlambat dihidangkan apalagi dalam keadaan dingin
ia langsung memukul-mukul meja makan sambil memaki-maki
pelayan dapur. Kamar tidur tidak bersih, giliran pelayan kamar
kena omelan. Bila letak buku atau surat-surat berubah dari semula
maka ia langsung menegur istri atau anaknya. Kalau pekarangan
atau mobil tidak
bersih, alamat pelayan taman kena ”semprotan”.
107107
107107
107
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
5
(4) Boleh dikata Pak Ali melampiaskan marahnya setiap ada yang
tidak beres di rumah.
Contoh 2
(2) Walaupun Indonesia sudah merdeka lebih dari setengah
abad, figur pahlawan kemerdekaan tetap susah didapat. (3)
Kebanyakan yang mengaku dirinya sebagai pahlawan dalam
mengisi kemerdekaan hanya baru bersifat kias. Beda dengan
pahlawan perjuangan fisik, jelas sekali nilai-nilai pahlawan yang
dimiliki. Perjuangan yang mereka lakukan murni untuk
kepentingan bangsa meskipun harus mengorbankan jiwa. Lain
halnya dengan sekarang, di balik gembar-gembor dirinya sebagai
pengisi kemerdekaan, nilai kepentingan golongan, partai, atau
pribadi jelas mendominasi. Sebaliknya, kepentingan bangsa
sedikitnya tersisih dengan nilai kepentingan golongan, partai, atau
pribadi.
1
. Tentukan kalimat topik dan kalimat pengembang yang terdapat
pada paragraf berikut ini!
Umumnya, masyarakat Indonesia ramah. Hampir semua
anggota masyarakatnya mau membantu bila diminta. Tamu
asing yang minta penjelasan tentang sesuatu akan dibantunya
dengan senang hati. Bertemu dengan siapa saja di jalan akan
disapanya dengan sopan dan ramah. Mereka tidak pernah
cemberut menghadapi tamu-tamunya. Menghidangkan sesuatu
kepada tamu pastilah dengan ucapan merendah disertai
senyuman.
Sejak ayahnya meninggal, tanggung jawab Reza semakin
berat. Biaya hidup keluarga dibebankan ke pundaknya.
Pelunasan utang-piutang keluarga selama ini harus
diselesaikannya sendiri. Kelanjutan sekolah adik-adiknya harus
ia pertahankan. Pengelolaan Perusahaan Tahu peninggalan
ayahnya harus pula ia laksanakan. Benar-benar Reza menjadi
tumpuan harapan keluarga.
2. Tulis kembali kalimat topik yang terdapat pada teks sambutan
”Peringatan Hari Pahlawan”!
3. Buatlah lima kalimat topik sebagai bahan pengembangan
paragraf!
108108
108108
108
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
C
Khazanah Bahasa
Sasaran Kompetensi
1. Carilah lima paragraf yang berasal dari surat kabar atau majalah
yang berhubungan dengan kepahlawanan!
2. Tentukan unsur-unsur paragraf yang terdapat di dalamnya!
Unsur-unsur paragraf.
1. Transisi adalah mata rantai penghubung antarparagraf.
2. Kalimat topik adalah pikiran utama, pokok pikiran, kalimat
utama, atau kalimat pokok.
3. Kalimat pengembang ialah kalimat yang berfungsi untuk
menjelaskan atau memerinci pokok pikiran atau dapat juga
diistilahkan kalimat penjelas.
4. Kalimat penegas berfungsi untuk mengulang atau menegaskan
kalimat topik, dapat pula berfungsi untuk daya penarik bagi
pembaca.
Membaca Resensi Novel
Anda telah memahami bahwa tujuan dari suatu tulisan resensi
adalah memberi informasi berbentuk pertimbangan kepada pembaca,
tentang perlu dan tidaknya seseorang membeli dan membaca sebuah
buku. Sebuah tulisan resensi yang baik akan secara jujur memberikan
informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kelemahan sebuah
buku bacaan. Hal-hal penting apa saja dari isi buku yang perlu dan
bermanfaat untuk diketahui dan dibaca masyarakat. Untuk kalangan
masyarakat mana buku tersebut perlu dibaca. Seorang penulis resensi
akan berusaha memberikan informasi menurut pendapat dan
analisisnya. Oleh sebab itu, baik dan buruk atau lengkap dan tidak
lengkap suatu tulisan resensi tergantung dari kemampuan seorang
penulis resensi.
Pada pembelajaran kali ini, cobalah kamu baca resensi buku sastra
berikut ini!
Resensi Buku
Judul Buku :
Jalan Tak Ada Ujung
Pengarang :
Mochtar Lubis
Penerbit
:
Pustaka Jaya, Jakarta
Tahun
:
1971
Halaman
:
140 halaman
Buku Mochtar Lubis ini pada tahun 1952 pernah memperoleh
hadiah sastra nasional dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional
109109
109109
109
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
(BMKN). Berhasil melukiskan kehidupan jiwa seorang guru yang
senantiasa dalam ketakutan dalam revolusi dan untuk menyembunyikan
rasa takutnya itu ia melakukan perbuatan-perbuatan yang oleh orang
lain dianggap sebagai perbuatan-perbuatan yang berani dan bersifat
kepahlawanan. Setelah itu ia tertangkap dan dipukuli serdadu-serdadu
Belanda, berhasil mengalahkan rasa takutnya.
Tema rasa takut
itu dapat kita lihat dengan jelas pada semboyan buku
ini, yang dipetik dari Jules Romais, ”Apakah yang kita punyai agar
kita bebas dari ketakutan?”
Guru Isa
, seorang guru SR (sekarang SD) Tanah Abang Jakarta,
tamatan HIK Bandung, terlibat dalam pergolakan revolusi. Guru Isa
orang yang tenang, tak suka pada kekerasan, gemar musik, dan main
biola.
Pada zaman pendudukan Jepang, ia tak kuasa merasakan
kekejaman Jepang. Ia lemah rohaninya dan menjadi seorang penakut.
Sampai enam bulan setelah ia kawin dengan Fatimah, ia tak kuasa
melayani istrinya.
Guru Isa berkenalan dengan seorang pemuda kurus, bersemangat
menyala-nyala, yaitu
Hazil,
seorang pemimpin pejuang yang aktif. Hazil
seorang komponis, Isa pemain biola, sehingga keduanya bersahabat
karib. Mereka berdua bersama berjuang, hanya motifnya yang berbeda.
Guru Isa berjuang karena rasa takut dan terpaksa, sedangkan Hazil
berjuang untuk cita-cita pribadinya.
Akhirnya ketika Guru Isa turut, meskipun hanya jadi penonton,
dalam penyerangan dengan granat-granat tangan, Guru Isa ditangkap
dan disiksa. Guru Isa semakin takut dan sengsara. Ketika penyiksaan-
penyiksaan datang, terasa ketakutan datang mendesak lagi, tetapi dia
memutuskan untuk tidak mengaku. Kekejaman yang luar biasa
menjadikan jiwa Guru Isa makin hidup. Demik
ianlah ketakutan itu
lambat laun hilang dari dirinya, ini berarti pembebasan, yang seolah-
olah diperoleh dari pukulan dan tendangan musuh-musuhnya.
Jika pada suatu pagi ia terbangun dari tidurnya, merasa darah
mengalir segar dan panas di seluruh tubuhnya, seluruh uratnya keras....
Dan dia merasa bahagia sekali. Dia seorang yang dibebaskan. Guru Isa
telah merasa damai dengan takutnya yang datang.
Dalam roman itu Mochtar tidak meninggalkan gaya khasnya
sebagai seorang wartawan. Gaya bahasa wartawannya mampu
melukiskan dengan hidup suasana revolusi saat itu. Mochtar Lubis
ternyata mempunyai reputasi yang menonjol, baik di bidang jurnalistik
maupun di bidang sastra.
Resensi Novel
Judul
:
Pabrik
Pengarang
:
Putu Wijaya
Penerbit
:
Pustaka Jaya
Tahun terbit :
1975
Halaman
:
180 halaman
Putu Wijaya lebih kita kenal sebagai penulis drama yang
menyenangkan. Beberapa hadiah sayembara karena karya-karyanya
yang kontemporer. Tapi dengan novel
Pabrik
(Pustaka Jaya, 1975), Putu
110110
110110
110
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
7
Wijaya membuktikan; bahwa ia mampu juga menciptakan karya
dengan warna konvensional. Seorang pencipta adalah seorang penari,
seorang kreatif. Ia selalu meninggalkan apa yang telah dicapainya dan
pantang mengulang kesuksesan karya yang mendahuluinya. Inilah
sebabnya seorang seniman kreatif sering berputar-putar dari suatu
bentuk pengucapan ke bentuk pengucapan yang lain, dari satu
aliran
ke aliran yang lain untuk mencapai aliran b
aru.
Pabrik
adalah novel yang banyak karakter, sehingga agak
membingungkan siapa yang menjadi pelaku utamanya atau protagonis
cerita. Dalam novel konversional pada umumnya kita mengikuti
jalannya cerita lewat kejadian-kejadian yang dialami tokoh utama.
Tetapi novel ini bercerita seperti itu. Tokoh utamanya adalah si pemilik
pabrik (tidak dijelaskan pabrik apa) yang bernama Tirtoatmodjo atau Robet
Lee. Sebab dari sikap hidupnya dan tindakan-tindakannya novel ini
memiliki plot.
Tirtoatmodjo adalah lelaki tua yang memiliki watak yang keras
kemauannya, dan keras bekerja. Tetapi di samping sifat-sifat itu juga
memiliki perhitungan-perhitungan yang keluar dari otak ekonominya.
Sifat-sifat inilah yang telah mengangkat dirinya menjadi seorang
pemuda melarat, pedagang besi tua, menjadi seorang pemilik pabrik.
Kekerasan wataknya inilah yang telah menghadirkan sekian konflik
dalam novel. Putu Wijaya tidak bercerita tentang kondisi sosial itu
secara langsung. Tetapi efeknya justru mendalam sekali.
Seperti sebuah sajak yang memberikan efek rasa sepi tapi tanpa
menyebutkan kata ”sepi” itu sekalipun. Novel
Pabrik
ini menceritakan
berbagai konflik, berbagai watak yang simpang siur, tetapi berhasil
dengan bagus sekali diedit oleh pengarangnya dalam satu jalinan plot
konvensional.
Novel ini berjalan dalam tempo yang cepat dalam gerakan
staccato
,
terpenggal-penggal dalam beberapa adegan singkat secara tiba-tiba.
Dengan teknik demikian pembaca diberikan suatu kejadian dari
atas. Kita tahu pada suatu ketika yang sama terjadi berbagai perbuatan
tokoh-tokoh tertentu di berbagai tempat. Dengan demikian, pengarang
berhasil menumbuhkan suspensi yang wajar ke arah terbentuknya krisis
kejadian.
Dan memang novel ini berakhir dengan klimaks. Pabrik terbakar.
Pabrik
memberikan pada kita kesenangan dalam mengikuti
ceritanya, dan sambil menarik napas puas di akhir cerita kita
menggenggam sesuatu yang pantas diperkirakan dalam kehidupan ini.
1. Catatlah dan tentukan penjelasan dari kedua resensi tersebut
yang menerangkan bahwa novel
Jalan Tak Ada Ujung
dan novel
Pabrik
merupakan novel yang penting untuk dibaca!
2. Jelaskan menurut resensi tersebut dalam hal apa kelemahan dan
kekurangan penulisan novel
Jalan Tak Ada Ujung
dan novel
Pabrik
satu per satu!
111111
111111
111
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
3.
Bandingkan dari kedua tulisan resensi tersebut, resensi mana
menurut kamu yang lebih lengkap dan jelas dalam penulisannya?
Jelaskan letak perbedaannya!
4. Ungkapkan komentar kamu secara tertulis mengenai kedua
novel tersebut setelah kamu membaca resensi tersebut!
5. Ungkapkan hasil kerja kamu di depan kelas!
6. Mintalah teman-teman kamu untuk mengomentari hasil kerja
kamu!
1. Sambutan adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang
dalam suatu acara tertentu yang isinya berupa dukungan
terhadap acara atau kegiatan tersebut.
2. Eksposisi adalah bentuk tulisan atau retorika yang berusaha
untuk menerangkan atau menguraikan suatu pokok pikiran
yang dapat memperluas pengetahuan seseorang.
3. Membaca resensi novel adalah membaca penilaian terhadap
keunggulan dan kelemahan sebuah novel sehingga kita
mengetahui perlu tidaknya novel tersebut untuk dibaca.
Sudahkah kamu menguasai berbagai kemampuan berbahasa
dalam Pelajaran 7 ini? Untuk mengukur dan meningkatkan
kemampuanmu, coba kamu praktikkan dalam kehidupanmu
sehari-hari berbahasa berikut ini.
1. Ikuti suatu acara yang diselenggarakan di tempatmu. Simak
baik-baik salah seorang yang berpidato dalam acara tersebut.
Cermati apakah isi pidato itu berupa sambutan atau bukan.
2. Cari beberapa surat kabar atau majalah. Temukan dalam surat
kabar tersebut beberapa tulisan yang berupa ekposisi.
3. Bacalah sebuah novel. Tuliskan keunggulan dan kekurangan
novel tersebut. Tentukan dalam hal apa keunggulan dan
kelemahannya itu.
112112
112112
112
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
7
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
Untuk nomor 1 dan 2 bacalah kutipan berikut!
(1) Saudara-saudara, waktu terus bergulir, 57 tahun sudah Indonesia
merdeka. (2) Buah kemerdekaan ini tidak didapat dengan mudah. (3)
Kemerdekaan diperoleh dengan mengorbankan darah, keringat, dan
air mata. (4) Bung Karno, Bung Syahrir bersama kaum pemuda lainnya
telah berhasil mengkonkretkan komitmen Sumpah Pemuda ke gerbang
kemerdekaan Indonesia. (5) Selanjutnya, para pemuda harus dapat
mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif.
1.
Kalimat yang berisi imbauan pada pidato di atas terdapat pada
kalimat ....
a.
(1)
b.
(2)
c.
(3)
d.
(4)
e.
(5)
2.
Teks pidato tersebut akan tepat bila disampaikan dalam acara ....
a.
Peringatan Sumpah Pemuda
b.
Peringatan hari kemerdekaan
c.
Peringatan hari pendidikan
d.
Peringatan hari pahlawan
e.
mengisi kemerdekaan
3
. Dari tulisan-tulisannya yang mula-mula kelihatan bahwa Idrus
tidak terus menjadi orang yang skeptis, tetapi pernah mengalami
romantiknya. Setelah bosan dengan romantik itu, dengan sengaja
mencari jalan lain dan tiba di corak kesederhanaan baru (Nieuwe
Zakelijkheid). Kemudian di masa Jepang juga harus mengarang
lukisan-lukisan dari kehidupan sehari-hari dipandang dari kaca
mata realistis humoristis yang hanya mungkin berhasil dengan
ukuran yang benar tentang perbandingan di dalam kehidupannya,
mendengarkan semboyan kemakmuran bersama. Novelnya Jalan
lain ke Roma, adalah perpaduan yang berhasil dari romantis
idealistis, Ave Maria dan Kejahatan Membalas Dendam dan Corat-
Coret di Bawah Tanah berupa realisme.
(H.B. Yassin)
Hal yang diresensi dalam kutipan resensi tersebut adalah ....
a.
kepengarangan
b.
kelemahan buku
c.
keunggulan buku
d.
bahasa pengarang
e.
sinopsis cerita
113113
113113
113
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
4. Pidato yang isinya berupa ajakan terhadap hadirin termasuk jenis
pidato ...
a.
argumentatif
b.
rekreatif
c.
persuasif
d.
deskriptif
e.
ekspositoris
5.
Metode pidato dilakukan secara tiba-tiba termasuk metode pidato
....
a.
ekstemporan
b.
naskah
c.
menghapal
d.
serta merta
e.
campuran
6.
Bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan
atau menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan seseorang, adalah ....
a.
eksposisi
b.
narasi
c.
deskripsi
d.
persuasi
e.
argumentasi
Untuk nomor 7 dan 8 bacalah teks berikut dengan saksama!
Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan, baik pria maupun
wanita. Pahlawan-pahlawan ini tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Banyak di a
ntaranya yang tidak dikenal. Seorang pahlawan wanita yang
sering disebut namanya ialah Cut Nyak Dien berasal dari Aceh, daerah
yang juga dikenal dengan sebutan Serambi Mekah.
7. Gagasan utama paragraf di atas adalah ...
a.
Indonesia memiliki banyak pahlawan.
b.
Pahlawan Indonesia tersebar di seluruh pelosok tanah air.
c.
Banyak pahlawan Indonesia yang tidak dikenal.
d.
Cut Nyak Dien adalah pahlawan wanita dari Aceh.
e.
Cut Nyak Dien salah satu pahlawan wanita yang terkenal.
8.
Paragraf tersebut di atas termasuk jenis paragraf ....
a.
eksposisi
b.
narasi
c.
deskripsi
d.
persuasi
e.
argumentasi
114114
114114
114
u
Belajar Efektif
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
Bahasa Indonesia 2
untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial
u
9. Manfaat resensi bagi pembaca di antaranya ....
a.
pembaca dapat memiliki buku yang diresensi
b.
pembaca dapat memperkirakan perlu tidaknya buku yang
diresensi untuk dibaca atau dimiliki
c.
menghubungkan pembaca dengan penulis
d.
pembaca dapat meningkatkan kemampuan menulisnya
e.
pembaca dapat menerima imbalan dari penerbit
10.
Hal yang menarik dalam buku tersebut ialah pemaparan dalam
membuat pembukaan.Cara membuat pembukaan memang
terkadang menjadi faktor penentu dalam kelancaran membuat
tulisan. Di sini dipaparkan berbagai alternatif yang sama efektifnya.
Sehingga, pembaca memperoleh keleluasaan dalam berekspresi
dengan tulisannya. Hal ini menjadi penting agar kita tidak terkotak-
kotak ke dalam bentuk tulisan yang seragam.
Pernyataan di atas merupakan penggalan dari sebuah resensi buku,
yang isinya menyatakan ... .
a.
kemenarikan buku yang diresensi
b.
keunggulan buku
c.
pujian terhadap isi buku
d.
kecerdikan penulis buku
e.
ketepatan isi buku
II. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Jelaskan persamaan dan perbedaan sambutan dengan khotbah?
2.
Apa yang dimaksud karangan ekposisi?
3. Tulislah sebuah paragraf ekposisi yang ada hubungannya dengan
kepahlawanan!
4. Apa yang dimaksud resensi?
5. Manfaat apa yang didapat bila kamu membaca resensi?